Lampu lampu jalan sudah mulai dinyalakan. Membuat taman yang gelap menjadi terang. Kuedarkan pandanganku ke pohon pohon yang berdiri mematung,burung burung yang mulai kembali ke sangkar, dan manusia manusia yang sepertinya enggan meninggalkan sejuknya taman.
Mataku menerawang jauh ke langit. Dia, laki laki yang telah mengisi hatiku. Dia yang telah menjadi kekasih terbaikku walau kami tak pernah sekalipun bertemu. Aku hanya pernah melihat wajahnya waktu itu. Sekali saja.
Kami berencana bertemu di sini. Di taman ini. Jantungku berdegup kencang ketika kulihat dia datang. Aku berteriak memanggil namanya. Tapi, ia tak menghiraukanku. Ia seperti mencari cari sesuatu.. Kecewa, kemudian berlalu.
Ah.. Sekali lagi aku melihat ke lampu lampu jalan. Aku menghela nafas. Namun, tak kurasakan aliran oksigen ke tubuhku.
Tiba tiba, kulihat sosoknya. Dia. Anak adam itu. Dia yang selama ini aku cari. Dia melambaikan tangan kearahku. Aku benar benar bahagia. Aku berlari ke arahnya. Perasaanku meletup letup. Dia berlari ke arahku. Dan.. Ia melewatiku. Mengacuhkanku. Saat ku tolehkan kepala, ia memeluk seorang gadis. Anak manusia. Sangat erat.
Aku terpaku. Kurasakan pipiku mulai basah. Aku menangis sejadi jadinya. Tapi, tidak ada satu orangpun yang mempedulikanku. Ada apa dengan mereka? Kenapa tidak ada yang mau membantuku?
Aku berlari ke kolam di pinggir taman. Ku coba lihat bayanganku di sana. Tidak.. Tidak ada bayangan.. Tidak ada..
Padahal dapat kulihat bayangan pepohonan dan anak anak kecil yang berlarian di pinggir kolam. Satu dari mereka berlari ke arahku. Dan sangat jelas terlihat, anak itu menembus tubuhku..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar