
Dunia. Tempat segala kemewahan berjaya. Tempat segala fatamorgana menyala. Manusia hanya menganggap dunia sebagai sumber '' kemiskinan " mereka. Padahal, seburuk apapun dunia tak kan bisa menyaingi manusia yang tak pernah bisa menghargai orang lain. Manusia yang hanya bisa mengeluh dan mengeluh ketika apa yang ia inginkan tak berjalan semestinya. Mengapa manusia begitu rakus padahal alam tak pernah menuntut apapun dari mereka? Mengapa manusia tak pernah bisa menghargai apa yang telah diberikan oleh dunia pada mereka? Mungkin, tak semua manusia melakukan itu semua. Mungkin, tak selamanya manusia akan seperti itu.. Tapi, sampai kapan kaum yang lemah akan tertindas oleh kaum yang merasa dirinya paling kuat dan merasa tak ada yang bisa mengalahkannya.. Kesadaran memang harus ada pada setiap diri manusia. Kesadaran untuk mencintai dan menghargai sesama nya. Kesadaran untuk tidak bergantung kepada nasib tetapi berusaha sebaik mungkin agar dalam hidup mereka, mereka akan tahu betapa Tuhan sangat peduli dengan mereka. Dengan kesadaran itulah setiap manusia bisa membekali hidup mereka dengan iman dan cucu cicit mereka pun tak kan malu untuk mengakui mereka sebagai keturunannya. Bukankah akan lebih baik jika keadaan dapat berjalan demikian? Tak perlulah rumus Matematika, Fisika, ataupun teori-teori membingungkan lainnya untuk menyelesaikan ketamakan manusia. Tak perlulah buku-buku tebal untuk meredakan keegoisan manusia. Hanya satu yang bisa. Ya, hanya satu. Keinginan untuk menjadi manusia yang berguna lah kuncinya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar